Aku dengan nama yang masih aku sembunyikan..
Aku dengan topeng kepalsuan..
Aku dengan pribadi penuh kepanikan..
Aku yang selalu tampil dengan aura keabuan..
Tak pernah ada yang mengenalku dengan baik..
Bahkan satu darah denganku sekalipun..
Seseorang yang membuatku berteman dengan alam..
Ia yang mengenalku penuh apa adanya..
Aku hanya ingin memiliki teman..
Saat aku suka ada yang tertawa bersamaku..
Saat aku duka biar aku menangis sendirian..
Begitu aku yang penuh keabuan..
Topengku semakin melekat..
Badai menerpaku hebat..
Aku ingin terlihat kuat..
Begitu aku penuh muslihat..
Aku sempat tumbang..
Jiwaku seakan ingin keluar dari raga..
Tangisku pecah bak bendungan..
Aku tak terselamatkan..
Saat rasanya berada di jurang..
Pilih melompat atau diterjang badai hebat..
Aku memilih bertahan..
Aku bukan pengecut..
Pikiran, aku buat jernih..
Tangis, aku usap..
Perasaan, aku buat tenang..
Bersyukur adalah obat..
Kau mungkin penasaran..
Kau mungkin tertawai aku..
Kau mungkin berprasangka buruk..
Kau mungkin pura-pura tidak peduli..
Ini aku yang penuh keabuan..
Aku yang selalu berkaca setiap hari..
“Kamu bisa, hanya kamu yang kuat”..
Kataku sebagai obat..
Tuhan yang harus dicari..
Peluk dengan ibadah..
Pinta penuh dosa..
Rapat hati dari hal tak penting..
Apapun masalahmu jangan dengarkan kata orang yang dinilai buruk..
Tetap berdiri tegak dan senyum..
Tak perlu berbicara apapun yg dirasa tak penting..
Percayalah waktu akan berbicara, ia saksi dan nyata bukti akan bagaimana hebatnya dirimu..